Tuntunan Sujud Meditasi Ajaran Kepercayaan Sapta Darma
TUNTUNAN SUJUD/ MEDITASI AJARAN KEPERCAYAAN SAPTA DARMA
A.Tempat perorangan:
1. Di rumah di usahakan tempat khusus/kamar khusus atau ruang tamu atau yang dianggap layak
2. Bersama: Di Sanggar, yang belum punya Sanggar dirumah ruang tamu (Sanggar adalah nama tempat Sujud/meditasi)
3. Waktu : sehari semalam Sujud/meditasi wajib 1x24 jam/ sehari semalam cukup satu kali, lebih dari satu ksli lebih baik, pada jam ganjil pada waktu luang /tidak dalam bekerja
4. Pada tiap-tiap hari Kamis malam Jumat Wage diusahakan Sujud bersama-sama di Sanggar atau ditempat yang ditentukan oleh Tuntunan (Tuntunan adalah orang yang dituakan dianggap mumpuni tentang Sujud maupun ajaran Kepercayaan Sapta Darma
5. Pada tiap-tiap melakukan penghayatan sujud bersama harus di tuntuni oleh salah satu Warga yang ditunjuk untuk nuntuni Sujud/meditasi (warga adalah pengikut ajaran Kepercayaan Sapta Darma)
II Patrap Sujud
1 Diawali duduk bersila badan tegak menghadap ke Timur , beralaskan kain putih ukuran kurang lebih 1x1 meter membentuk belah ketupat ujung lancip di depan, belakang, kanan-kiri, tangan diletakan diatas lutut pandangan mata ke depan ke ujung titik kain putih membuat sudut kelantai 45 derajat (kurang lebih satu meter) setelah badan merasakan tidak ada gangguan rasa dan pikiran mulai merasakan ketenangan, Tangan sedakep di dada, mata memejam dipusatkan pada satu titik di tengah antara kedua alis mata diatas puncak hidung pandangan membentuk satu titik kedepan , mengheningaken cipta, memperhatikan keluar masuknya pernapasan , menghilangkan semua gagasan, angan-angan, pikiran, rasa dan perasaan menyatukan cipta-rasa dan karsa, tujuannya hanya satu sujud/meditasi kepada Hyang Maha Kuwasa
2. Setelah patrap seperti diuraikan diatas mulai dirasakan adanya getaran kasar naik, sehingga kepala terasa berat dan kemudian getaran menurun menutup mata menurun lagi sampai kepada mulud, akibatnya mulut dan bibir terasa tebal dan dari pangkal lidah keluar air liur atau ludah, kemudian air liur itu ditelan dan selanjutnya dengan secara batin mengucap Asma Tiga (tiga sifat mutlak Tuhan Yang Maha Kuwasa) sbb :
Allah Hyang Maha Agung
Allah Hyang Maha Rokhim
Allah Hyang Maha Adil
3. Tahap berikutnya merasakan getaran yang kedua yang halus, ialah getaran air suci yang berasal dari tulang cetik (silit - kuduk) atau tulang ekor, getaran air suci tersebut naik sedikit demi sedikit melalui ruas-ruas tulang punggung (ula-uIa) jalannya halus sekali, karena tiap-tiap ruas merambat. mengambil getaran-getaran dari sungsum tulang belakang atau tulang punggung menuju kekepala memusat kepada ubun-ubun merupakan sinar (Nur).
4. Jalannya getaran yang merambat melalui sungsum dan ruas-ruas tulang belakang tadi, akibatnya badan mengayun kedepan muka bawah sehingga dahi sampai menempel pada lantai atau alas sujud harus diikuti, gerakan inilah yang dinamakan gerakan sujud Kepercayaan Sapta Darma.
5. Pada gerakan sujud yang pertama ini apabila dahi sudah sampai menyentuh/menempel pada lantai atau alas sujud mengucapkan secara batin sebagai berikut :
“HYANG MAHA SUCI SUJUD HYANG MAHA KUWASA" tiga kali ( 3 X),
Kemudian setetah selesai mengucapkan, lalu badan ditegakkan kembali secara perlahan-lahan (halus) tetapi tetap dalam keadaan hening, ini gerakan sujud yang pertama.
6. Setelah badan tegak kembali dan merasakan lagi adanya getaran seperti pada gerakan sujud yang pertama tadi harus diikuti juga seperti pada gerakan sujud yang pertama, setelah dahi menyentuh/menempel lantai atau alas sujud lalu mengucap secara batin :
“KESALAHANE HYANG MAHA SUCI NYUWUN NGAPURA HYANG MAHA KUWASA" tiga kali ( 3 X ).
Selesai mengucap tersebut, badan di tegakkan kembali seperti pada gerakan sujud yang pertama.
7. Setelah badan tegak kembali dan merasakan lagi getaran seperti pada gerakan sujud yang pertama dan kedua juga harus diikuri lagi. selanjutnya bilamana dahi sudah menyentuh/menempel pada lantai atau alas sujud mengucapkan secara batin lagi sbb :
"HYANG MAHA SUCI MERTOBAT HYANG MAHA KUWASA "tiga kali ( 3 X )
Setelah selesai mengucapkan tersebut badan ditegakkan kembali seperti pada gerakan sujud yang pertama dan kedua, tetapi juga masih tetap dalam keadaan hening, berakhirnya gerakan sujud yang ketiga ini, maka berarti penghayatan sujud cara Kepercayaan Sapta Darma sudah selesai.
Akan tetapi sebaiknya tidak tergesa-gesa berhenti menyudahi lebih utama di teruskan menghayati hening atau semedi/meditasi secukupnya.
Selanjutnya selesai rnelakukan sujud, kedua tangan dilepaskan dan patrap salam namaste dimuka dada, dan selanjutnya kedua telapak tangan dibasuhkan pada dahi dari bawah keatas sampai kepala turun samapai ke paha
Demikian penjelasan tentang tatacara Sujud/meditasi kepeda Hyang maha Kuwasa semoga bermanfaat
Komentar
Posting Komentar